Featured Post

Hasil Rapat Takmir Persiapan Maulid 1446 H, Siapkan 1000 Kupon Doorprize

Pasuruan, PURIonline - Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H yang jatuh pada 15 September 2024, Takmir Masji...

Minggu, 09 Agustus 2020

Pengajian Umum Malam Ahad : Tasawuf dan Ngaji Kebangsaan oleh Ustadz Wahid

(Para Jama'ah nampak sedang serius menyimak penjelasan dari Ustadz Wahid S.Pd.I)


Pasuruan, PURIonline - Mengkaji Tasawuf bagi saya itu materi sangat berat, Tasawuf intinya berakhlak. kapan kita bertasawuf yaitu mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi dengan adab dan berdo'a.
Ini kelihatannya sepele tetapi di mata nilainya sangat besar sekali.

4 perkara yang harus dinikmati dan patut kita syukuri :

1. Makan
2. Minum
3. Tidur
4. Mangeluarkan kotoran baik dari jalan depan maupun belakang.

Karena jika keempat nikmat tersebut ada yang kurang, maka tubuh kita akan bermasalah.

Termasuk maksiatnya lisan yaitu mentertawakan buang angin, kenapa demikian karena itu merupakan nikmat dari Alloh SWT.


(Ustadz Wahid sedang memberikan materi dalam Pengajian malam Ahad Masjid Nur Ukhuwah, 8/8/20)


"Ngaji Kebangsaan"

Indonesia itu bukan negara Islam melainkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tetapi yang paling berjasa atas negara ini adalah umat Islam.

Salah satu panitia perumusan Pancasila adalah Hadrotus Syaikh Hasim Ashari yang merupakan pendiri organisasi keagamaan Nadhlatul Ulama (NU)

Apa untungnya kita mengaji kebangsaan? Yaitu untuk menambah kecintaan kita terhadap NKRI.

Jika ada yang bertanya apa hukumnya hormat kepada bendera merah putih? Maka dijawab hukumnya wajib, karena itu harga diri bangsa Indonesia.

Kita tidak boleh melupakan jasa-jasa ulama Hubbudun ya,
Contoh habib yang menciptakan lagu Syukur.

Hadrotus Syaikh Hasyim Ashari pada tanggal 22 Oktober mengeluarkan resolusi jihad, untuk berperang mempertahankan kemerdekaan melawan penjajah, jika meninggal termasuk mati syahid.

Jika kita baca atau mempelajari sejarah harus hati-hati, karena ada beberapa yang diselewengkan termasuk menghilangkan jasa Ulama.

Kata Soekarno, JAS MERAH atau Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah.
Sedangkan,
Kata NU, JAS HIJAU atau Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama.

Tidak ada komentar: