Pasuruan, PURIonline - Memasuki usia dua bulan, Rindu terlihat aneh. Tidak pernah nangis, badannya hangat, nafasnya berat seperti sesak, puncaknya muntah-muntah ketika minum susu.
Awalnya berobat ke bidan, tetapi setelah lima hari tidak ada perubahan berarti. Hingga sore-sore pulang kerja Istri mencegat saya di gerbang rumah,
"Ayo Bang, kita ke Dokter spesialis anak di kota. Rindu dari pagi sudah muntah-muntah empat kali. Tidak mau minum susu," ujarnya dengan nada terburu-buru.
Belum sempat ganti baju seragam kerja. Kami langsung meluncur ke tempat tujuan, dokter anak di kota Pasuruan.
(Rindu sudah delapan bulan)
Menurut informasi buka jam 17.00 - 20.30 wib. Ketika baru datang, sudah banyak pasien mengantri. Bahkan kami mendapat giliran ke 40. Menunggu yang lain di periksa. Lama banget.
Tibalah saat giliran kami. Nomor antrian 40. Jam 8 lebih. Langsung masuk ke ruang perawatan. Rindu dibaringkan di kasur pasien. Diperiksa seksama.
Nampak dokter menghela nafas panjang. Kami mulai curiga. Saya di panggil menghadap dokter.
"Bapak, mohon maaf, anak Bapak ini kondisinya tidak bagus. Malam ini juga harus di opname. Harus segera cek Rontgen dan darah. Semoga bisa sembuh. Kondisinya sudah parah dan harus mendapat perawatan intensif," tutur dokter pelan.
Innalilahi wa Innailaihi Raji'un. Bagai petir di siang bolong. Anak yang kami anggap sehat. Ternyata menyimpan penyakit yang sudah lama.
Dokter akhirnya merekomendasikan ke RS yang dia tugas. Antara Purut atau Medika. Kami pilih Medika agar dekat dengan rumah.
Tanpa pikir panjang kami langsung berangkat ke RS Medika-Kraton. Langsung daftar ke IGD. Dan musibah pun berlanjut, ternyata kamar IGD dan kamar penuh. Tidak ada tempat untuk pasien baru.
Tak banyak mikir, kami langsung ke RSUD Bangil. Menuju IGD. Ujian datang lagi, ternyata kondisinya sama penuh juga. Kami disuruh nunggu ada pasien yang dibawa ke kamar dulu.
(Rindu sudah mulai "Teterekelan" naik ke kursi)
Hampir satu jam. Masih belum ada pasien yang di bawa ke kamar. Kami disuruh duduk di kursi roda. Perawat Langsung mengambil sampel darah Rindu. Tidak tega melihatnya, anak baru dua bulan disuntik seperti itu. Kemudian diberi infus lalu di Rontsen.
Dan hasil Lab-nya memang sesuai dugaan. Kondisinya sudah parah. Harus dirawat intensif. Sementara kami menggunakan Umum karena kartu BPJS Rindu belum jadi.
Tepat pukul 02.15 kami diantar ke kamar kelas 3, karena yang kosong hanya di kelas itu.
Sekarang sudah delapan bulan. Kondisi Rindu Alhamdulillah dinyatakan sehat. Tidak usah kontrol berobat lagi.
kalau makan sangat lahap dan antusias. Mau makan bubur, makan buah-buahan, biskuit, dan lain-lain.
Bahkan sudah Merangkak cepat, jika diberdirikan loncat-loncat, ngoceh, hingga berdiri sendiri naik ke kursi dan gigi bawah sudah tumbuh dua.
Semoga menjadi anak yang sholehah ya Nak. "Cageur, bageur, bener, pinter."
Abik dan Embu Sayang Shafarina Husna Rindu Ramadhan.
Bersambung....